BPBD BERIKAN PENYULUHAN MANAGEMEN PENANGGULANGAN BENCANA DALAM TMMD REGULER
KUDUS- Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang digelar di Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, bukan hanya diisi dengan kegiatan fisik saja, namun juga kegiatan non fisik, salah satunya adalah pemberian penyuluhan tentang management penanggulangan bencana dari BPBD Kabupaten Kudus. Selasa (11/04).
Kegiatan yang terselenggara di Balai Desa Kandangmas ini, berlangsung dengan narasumber dari BPBD Kabupaten Kudus Bp Ahmad Rofiq. Dalam arahannya menyampaikan, bahwa secara umum bencana yang terjadi mengakibatkan kerugian bagi masyarakat, baik berupa korban jiwa manusia, kerugian harta benda maupun kerusakan lingkungan, serta musnahnya hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai, antara lain kerusakan sarana dan prasarana serta fasilitas umum, hingga penderitaan masyarakat dan sebagainya.
Untuk bisa mengurangi dan menghindari tingkat ancaman terhadap kelangsungan hidup manusia, maupun potensi kerugian fisik dan ekonomi serta kerusakan infrastruktur, perlu adanya sebuah manajemen penanggulangan bencana. Manajemen penanggulangan bencana itu sendiri merupakan serangkaian kegiatan, yang dilaksanakan sejak sebelum terjadinya suatu peristiwa bencana, selama kejadian bencana, dan sesudah terjadinya bencana, dalam rangka untuk mencegah, mengurangi dan mengatasi dampak bencana, yang ditimbulkannya.
Kecamatan Dawe ini, termasuk daerah rawan terjadinya bencana alam, seperti tanah longsor, dan terjangan angin putin beliung. Kami juga mengharapkan agar materi ini bisa untuk disebar luaskan kepada anggota keluarga atau tetangga, dan semoga apa yang kami sampaikan dapat menjadi bekal masyarakat dalam mengeliminir jumlah korban bencana alam yang mungkin terjadi,? kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Kudus.
Sementara itu Kodim 0722/Kudus yang diwakili Pasiter Kapten Inf Heru Cahyono, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh undangan yang sudah hadir, serta para peserta penyuluhan, karena kegiatan TMMD bukan hanya dalam bentuk fisik saja seperti membangun jalan dan jembatan. "Kegiatan TMMD juga di isi dengan kegiatan non fisik, seperti dalam bentuk penyuluhan ini, sangat penting bagi warga Desa Kandangmas," ujarnya.
"Hal itu mengingat daerah ini termasuk wilayah yang rentan terhadap terjadinya bencana alam, oleh karena itu, masyarakat dan keluarganya perlu untuk mendapatkan materi tentang bagaimana cara dan upaya agar terhindar bila terjadi bencana alam," tambahnya
Untuk mengurangi dampak dari bencana yang terjadi, pihak Muspika dan BPBD harus sepakat untuk membentuk suatu Kelompok Kerja (Pokja), yang terdiri dari segenap unsur pemerintahan dan unsur masyarakat. Pokja ini nantinya bersama-sama melakukan kegiatan tanggap darurat warga. Tujuannya jelas, apabila terjadi suatu bencana alam yang sesungguhnya, maka warga masyarakat yang berada di daerah rawan bencana sudah siap, dan tahu apa saja yang harus diperbuat.
Kegiatan program desa tangguh bencana, merupakan sebuah solusi dari agenda besar pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam menyiapkan segala bentuk sarana dan prasarana untuk mengantisipasi dampak sebelum/sesudah terjadinya bencana alam, seperti akibat dari tanah longsor atau banjir. Hal tersebut umumnya terjadi di desa-desa yang masuk peta rawan terhadap bencana alam.
Meskipun acara penyuluhan dilaksanakan pada waktu malam hari, namun tidak mengurangi arti dari pelaksanaan TMMD non fisik. Hal ini terbukti dengan antusiasme jumlahnya para peserta yang turut hadir dalam kegiatan ini.(arf97)
Kegiatan yang terselenggara di Balai Desa Kandangmas ini, berlangsung dengan narasumber dari BPBD Kabupaten Kudus Bp Ahmad Rofiq. Dalam arahannya menyampaikan, bahwa secara umum bencana yang terjadi mengakibatkan kerugian bagi masyarakat, baik berupa korban jiwa manusia, kerugian harta benda maupun kerusakan lingkungan, serta musnahnya hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai, antara lain kerusakan sarana dan prasarana serta fasilitas umum, hingga penderitaan masyarakat dan sebagainya.
Untuk bisa mengurangi dan menghindari tingkat ancaman terhadap kelangsungan hidup manusia, maupun potensi kerugian fisik dan ekonomi serta kerusakan infrastruktur, perlu adanya sebuah manajemen penanggulangan bencana. Manajemen penanggulangan bencana itu sendiri merupakan serangkaian kegiatan, yang dilaksanakan sejak sebelum terjadinya suatu peristiwa bencana, selama kejadian bencana, dan sesudah terjadinya bencana, dalam rangka untuk mencegah, mengurangi dan mengatasi dampak bencana, yang ditimbulkannya.
Kecamatan Dawe ini, termasuk daerah rawan terjadinya bencana alam, seperti tanah longsor, dan terjangan angin putin beliung. Kami juga mengharapkan agar materi ini bisa untuk disebar luaskan kepada anggota keluarga atau tetangga, dan semoga apa yang kami sampaikan dapat menjadi bekal masyarakat dalam mengeliminir jumlah korban bencana alam yang mungkin terjadi,? kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Kudus.
Sementara itu Kodim 0722/Kudus yang diwakili Pasiter Kapten Inf Heru Cahyono, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh undangan yang sudah hadir, serta para peserta penyuluhan, karena kegiatan TMMD bukan hanya dalam bentuk fisik saja seperti membangun jalan dan jembatan. "Kegiatan TMMD juga di isi dengan kegiatan non fisik, seperti dalam bentuk penyuluhan ini, sangat penting bagi warga Desa Kandangmas," ujarnya.
"Hal itu mengingat daerah ini termasuk wilayah yang rentan terhadap terjadinya bencana alam, oleh karena itu, masyarakat dan keluarganya perlu untuk mendapatkan materi tentang bagaimana cara dan upaya agar terhindar bila terjadi bencana alam," tambahnya
Untuk mengurangi dampak dari bencana yang terjadi, pihak Muspika dan BPBD harus sepakat untuk membentuk suatu Kelompok Kerja (Pokja), yang terdiri dari segenap unsur pemerintahan dan unsur masyarakat. Pokja ini nantinya bersama-sama melakukan kegiatan tanggap darurat warga. Tujuannya jelas, apabila terjadi suatu bencana alam yang sesungguhnya, maka warga masyarakat yang berada di daerah rawan bencana sudah siap, dan tahu apa saja yang harus diperbuat.
Kegiatan program desa tangguh bencana, merupakan sebuah solusi dari agenda besar pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam menyiapkan segala bentuk sarana dan prasarana untuk mengantisipasi dampak sebelum/sesudah terjadinya bencana alam, seperti akibat dari tanah longsor atau banjir. Hal tersebut umumnya terjadi di desa-desa yang masuk peta rawan terhadap bencana alam.
Meskipun acara penyuluhan dilaksanakan pada waktu malam hari, namun tidak mengurangi arti dari pelaksanaan TMMD non fisik. Hal ini terbukti dengan antusiasme jumlahnya para peserta yang turut hadir dalam kegiatan ini.(arf97)
No comments: